Sabtu, 20 Oktober 2012

Kesuksesan atau Hidup Bahagia

Kenapa kita sering mengalami kesulitan dalam meraih Tujuan Hidup 


(Kesuksesan atau Hidup Bahagia)?.

Untuk menemukan jawabannya :
1. Kita harus mempunyai kemauan/ niat untuk MENGETAHUI kekurangan dan kelebihan diri kita lalu MENGAKUI dan MEMPERBAIKI/MENINGKATKANNYA.
2. Kita harus tahu dulu apa penyebabnya. Tetapi umumnya penyebab tsb tidak disadari atau tidak mau diakui oleh diri kita, padahal ini dapat dilihat dari ucapan atau tindakannya. Jadi kita harus berani jujur kepada diri sendiri, Sehingga kita dapat lebih mudah untuk mengerti dan menemukan jalan keluarnya.
Dasar yang harus disadari :
1. “Musuh yang paling sulit ditaklukan adalah diri sendiri”
2. “Kegagalan/ Masalah/ Kesuksesan, 90% disebabkan oleh diri sendiri”
3. “Kita harus siap menerima dan menghadapi segala situasi dengan ketenangan diri”
Menaklukan diri sendiri dengan membuat “PERATURAN” dan kita harus menghilangkan Kesombongan, Keserakahan Diri, serta rasa takut sehingga kita bisa tahu, apa tanggung jawab yang harus kita lakukan dengan Benar dan Tepat. Peraturan tsb harus dijalani dengan ketenangan dan rasa gembira tanpa terpaksa serta tidak boleh ditunda dengan alasan apapun.


Penyebab utamanya
1. Dalam menjalani hidup, kita selalu berpedoman kepada reaksi diri kita yang mengharapkan agar Keinginan Diri yang umumnya didasari oleh nafsu,harga diri, keserakahan dan kesombongan diri, harus dapat terlaksana.
Seperti kita selalu ingin dilayani, diperhatikan, serta semua keinginan diri kita ingin dituruti oleh setiap orang karena merasa diri kita selalu benar/ lebih pintar/ lebih sukses/ lebih tinggi derajatnya dibidang pendidikan dan agama, tidak boleh harga dirinya tersinggung walaupun keliru. (umumnya tidak mau diakui/ disadari)
Semakin kita berpedoman seperti diatas, kita akan semakin menderita dan tertekan serta kita tidak akan dapat hidup bahagia.
a. Cara pandang kita yang selalu menyatakan (walaupun sering tidak mau diakui) bahwa kebenaran bersumber dari diri kita, lebih pintar/ lebih sukses/ lebih tinggi derajatnya dibidang pendidikan dan agama (rasa sombong) sehingga selalu mengharapkan keinginan diri kita harus selalu terpenuhi atau terlaksana atau diterima orang lain. Dan pendapat/saran/tindakan/ucapan kita selalu benar.
è Jalan keluarnya : Dalam menjalani hidup, kita harus berpedoman kepada kenginan diri yang didasari Ketulusan dan Tanpa Pamrih, sehingga kita selalu ingin melayani orang lain dengan rasa senang dan tanpa beban.
è Kita harus menyadari bahwa setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan tanpa memandang kesuksesan, gelar pendidikan, gelar agama, status jabatan, dll. Hidup adalah proses belajar yang terus menerus, sadari tanpa mau belajar kita akan merasa seperti katak dalam tempurung, kita merasa lebih tahu mengenai agama, lebih hebat, lebih pintar, lebih sukses dll.
“Semakin kita belajar menambah pengetahuan, semakin kita menyadari bahwa diri kita masih bodoh”.
è Dalam menerima pendapat/pandangan atau menilai ucapan/tindakan orang lain, KITA HARUS MENGERTI dulu dengan mendengarkan dan bertanya apa maksud dan tujuan dari ucapan/tindakan orang tsb dan mencari tahu apa dasar yang membuat orang tsb melakukan hal tsb, dengan menempatkan diri kita dalam posisi orang tsb dan berpikir melalu cara pandang orang tsb. Dimana selanjutnya kita akan terbiasa didalam memberikan penilaian dan memberikan saran ,selalu melihat dan berpikir melalui semua sudut pandang dan memiliki dasar yang benar, tepat, bijaksana dan bertanggung jawab.
b. Selalu membela mati-matian harga diri kita walaupun kadang kenyataannya menunjukkan kita keliru.
è Jalan keluarnya, Kita harus berani mengakui kekeliruan yang telah kita lakukan tanpa berpedoman dengan harga diri dan selalu dilanjutkan dengan melakukan pembelajaran diri dan koreksi diri.
c. Cara pandang kita yang selalu menyatakan (walaupun sering tidak mau diakui) bahwa orang yang memiliki status ekonomi yang sukses atau memiliki gelar di bidang pendidikan/ agama/jabatan, ucapan dan tindakannya selalu benar, baik dan tepat sehingga akan membuat JARAK antara mereka dan diri kita.
Juga jarak tsb selalu dibuat oleh mereka, untuk menunjukkan kehebatan dan wibawa dirinya dengan dasar yang tidak tepat/bijaksana yaitu harga diri dan rasa sombong. (Ini juga, selalu tidak mau diakui/disadari).
Dan kita akan terbawa oleh kebiasaan buruk tsb dan berpikir bahwa Mereka orang hebat/pintar sedangkan diri kita orang bodoh. Ini membuat Kita akan takut, malu dan ragu untuk bertanya walaupun ada yang, kita tidak mengerti apa arti dan makna dari setiap ucapan/tindakannya, dimana selanjutnya kita hanya berusaha untuk mengerti/ mengartikan sesuai dengan pengetahuan yang kita miliki. Kita tidak mempunyai niat untuk mengetahui apakah mereka itu,selalu memberikan contoh teladan yang benar dan bertanggung jawab atau tidak serta apakah ucapan dan tindakannya sesuai dan selalu memiliki dasar yang bijaksana atau tidak.
è Jalan keluarnya, kita harus menyadari bahwa setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan tanpa memandang kesuksesan, gelar pendidikan, gelar agama, status jabatan, dll.
è cari dan bangga dengan pemimpin yang bijaksana, dimana ciri cirinya adalah mereka yang bijaksana, tidak akan mempunyai rasa sombong dan membuat jarak dengan yang dibawah. Selalu memberikan contoh teladan dalam ucapan dan tindakannya. Dan mau menerima pendapat orang lain serta selalu mau belajar menambah pengetahuan untuk melakukan koreksi diri karena tidak ada manusia yang sempurna.
2. Reaksi diri Kita yang selalu takut, ragu, tidak percaya diri dalam menghadapi hidup ini/ dalam berusaha sehingga kita selalu menghindar dengan berbagai alasan karena kita selalu berpikiran bahwa diri kita tidak mempunyai kemampuan dan hanya akan mendapat kegagalan.
è Jalan keluarnya, kita harus memiliki ketenangan diri dan keberanian yang bertanggung jawab dengan hadapi dan jangan menghindar (dengan berbagai macam alasan) apapun yang terjadi, jalani hidup ini dengan semangat pantang menyerah, kerja keras yang dilakukan dengan rasa senang dan suka, serta penuh inisiatif, kreatif, mandiri.
3. Reaksi diri Kita yang tidak pernah mau menerima apapun hasil usaha/ keadaan diri/ kenyataan yang ada dengan rasa ikhlas dan syukur yang tulus serta tidak mau konsekuen menerima semua akibat yang ada, karena kita selalu mengharapkan hasilnya harus sesuai dengan keinginan diri, sehingga kita selalu marah/kecewa dengan keadaan tsb dan selalu menyalahkan diri/ orang lain/ keadaan.
è Jalan keluarnya,
a. Dalam melakukan apapun juga/ dalam berusaha yang dilakukan dengan kerja keras, kita tidak boleh mengharapkan hasil atau memikirkan hasil, tetapi menerima apapun hasilnya dengan rasa ikhlas dan syukur serta konsekuen menerima semua akibat yang terjadi.
b. Selalu menambah pengetahuan, untuk melakukan pembelajaran diri dan koreksi diri. Sehingga kita akan terbiasa untuk mengatasi masalah dengan mencari penyebab utamanya dalam menemukan jalan keluar yang terbaik bukan untuk mencari kesalahan orang lain/ diri sendiri/ keadaan. Dan kita tidak akan sombong dengan kesuksesan tetapi terus meningkatkan kesuksesan tsb dengan dasar yang bertanggung jawab.
c. “Kehidupan , bukanlah untuk dilayani tapi melayani dan hanya jiwa yang bersyukur & ikhlas yang bisa memberikan pelayanan tsb”
4. Dalam menjalani hidup/ mengerjakan apapun juga, kita sering tidak memiliki Tujuan yang jelas, benar dan bertanggung jawab. Sehingga hidup kita tanpa arah dan tidak tahu untuk apa kita hidup atau apa manfaat dari usaha yang kita lakukan.
è Jalan keluarnya, karena “Kegagalan manusia lebih sering disebabkan karena ketiadaan tujuan yang jelas dibandingkan ketiadaan kemampuan”.
Jadi tanpa adanya tujuan yang jelas, kita tidak mempunyai pedoman dan arah mana yang akan kita ambil, sehingga kita tidak mungkin akan mendapatkan kesuksesan, tetapi hanya akan mendapat masalah dan kegagalan serta membuat diri kita tertekan dan terbebani.
Dalam meraih tujuan utama, harus dilakukan bertahap dengan berpedoman kepada tujuan apa yang kita bayangkan, dapat kita raih dengan realistis. Tahap demi tahap hingga tujuan utama tercapai.
5. Dalam menjalani hidup, kita sering tidak menyadari apa bakat atau keterampilan yang paling kita kuasai, serta tidak mempunyai niat untuk melatih diri agar memiliki ketrampilan tertentu yang harus kita kuasai.
è Jalan keluarnya,
a. Kenalilah bakatmu atau keterampilan yang paling kau kuasai. “Dalam pertempuran, kita harus mengunakan senjata yang paling kita kuasai, Dalam berusaha, kita harus menggunakan keterampilan yang paling kita kuasai”, karena tanpa keterampilan yang paling kita kuasai, maka usaha kita akan banyak menemui masalah/ kesulitan bahkan kegagalan.
b. Ketrampilan bisa tercapai walaupun tidak ada bakat, hanya dengan ketekunan, semangat pantang menyerah, selalu melakukan pembelajaran diri dan koreksi diri, setia dan mencintai usaha tsb walaupun melelahkan dan dijalani dengan rasa ikhlas dan syukur dari curahan jiwa dan raga.
6. Dalam menjalani hidup, karena tidak memiliki rasa ikhlas dan syukur yang tulus, mengakibatkan, kita sering melakukan apapun juga dengan TERPAKSA dan membuat diri menjadi terbebani. Umumnya karena keinginan diri kita tidak terpenuhi/ tidak sesuai keinginan kita. Dan hasilnya adalah kegagalan.
è Jalan keluarnya,
a. Apapun yang kita kerjakan harus dilakukan dangan suka dan senang karena kita harus selalu berpedoman kepada tujuan utama hidup dan kenyataan hidup/keadaan diri yang ada bukan berdasarkan keinginan diri kita, apalagi keinginan yang tidak memiliki dasar yang bijaksana dan bertanggung jawab.
b. Menerima semua hasil denga ikhlas dan syukur serta menerima semua akibat dengan konsekuen.
c. Dalam mengerjakan apapun juga atau dalam menyelesaikan masalah, jangan sampai UCAPAN, TINDAKAN, PIKIRAN, PERASAAN kita, membuat diri kita mendapat tekanan dan membebani diri.
Karena bila diri kita tertekan, akan membuat mental kita terbebani dan berakibat kekuatan fisik kita akan lebih cepat berkurang. Dimana mimik muka kita umumnya tegang dan serius serta emosi tidak dapat dikendalikan.
Dengan fisik dan mental yang drop, membuat kita akan kesulitan untuk berkonsentrasi dan tidak dapat membuat keputusan atau jalan keluar dengan benar, tepat dan bertanggung jawab. Dan selanjutnya masalah baru akan muncul.
Jadi jalan keluarnya adalah dalam segala situasi dan tekanan yang ada, kita harus tetap tenang dan tersenyum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar